Media massa bagi masyarakat
modern merupakan kebutuhan yang vital. Konsumsi akan informasi dan hiburan dimulai
dari bangun tidur hingga kembali menjelang tidur.
Pengaruh media saat ini sangat
luar biasa, meliputi hampir seluruh aspek kehidupan. Baik politik, ekonomi,
sosial, budaya, hingga di kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, kebebasan pers saat
ini sedikit disalahartikan oleh sebagian pihak. Dampak yang sangat terasa
berkaitan dengan pola kepemilikan media yang sangat mencolok. Seperti Metro TV dan Media
Indonesia milik Surya Paloh, TV One dan Vivanews milik Aburizal Bakrie, serta
MNC Group milik Harry Tanoe.
Konglomerasi media ini secara
tidak langsung bisa berdampak buruk terhadap kebebasan pers pada umumnya. Karena
dengan memiliki media massa, akan makin mudah untuk mengkonstruksi pesan-pesan
sesuai dengan keinginan pemilik.
Ironisnya, konglomerat pemilik
media di atas bukanlah kaum yang netral. Karena mereka dikenal luas merupakan
bagian dari politik dan pemerintahan negara ini. Dengan demikian, makin mudah
cara untuk menggiring opini publik sesuai dengan yang diinginkan.
Sudah seharusnya pemerintah mengeluarkan
kebijakan untuk lebih mengatasi persoalan ini. Jangan sampai pers terus
dijadikan senjata bagi segelintir pihak untuk mencapai tujuan kelompok mereka
sendiri.
Kebebasan pers adalah milik
rakyat, bukan milik golongan tertentu.