Rabu, 27 Juni 2012

Konglomerasi Media di Era Kebebasan Pers


Media massa bagi masyarakat modern merupakan kebutuhan yang vital. Konsumsi akan informasi dan hiburan dimulai dari bangun tidur hingga kembali menjelang tidur.
Pengaruh media saat ini sangat luar biasa, meliputi hampir seluruh aspek kehidupan. Baik politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga di kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, kebebasan pers saat ini sedikit disalahartikan oleh sebagian pihak. Dampak yang sangat terasa berkaitan dengan pola kepemilikan media yang sangat  mencolok. Seperti Metro TV dan Media Indonesia milik Surya Paloh, TV One dan Vivanews milik Aburizal Bakrie, serta MNC Group milik Harry Tanoe.
Konglomerasi media ini secara tidak langsung bisa berdampak buruk terhadap kebebasan pers pada umumnya. Karena dengan memiliki media massa, akan makin mudah untuk mengkonstruksi pesan-pesan sesuai dengan keinginan pemilik.
Ironisnya, konglomerat pemilik media di atas bukanlah kaum yang netral. Karena mereka dikenal luas merupakan bagian dari politik dan pemerintahan negara ini. Dengan demikian, makin mudah cara untuk menggiring opini publik sesuai dengan yang diinginkan.
Sudah seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk lebih mengatasi persoalan ini. Jangan sampai pers terus dijadikan senjata bagi segelintir pihak untuk mencapai tujuan kelompok mereka sendiri.
Kebebasan pers adalah milik rakyat, bukan milik golongan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar